Sabtu, 03 Oktober 2015

Peluang bisnis Sabun Curah

Peluang Bisnis Sabun Curah


Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Kini, sabun dikenal dalam dua wujud, yakni sabun cair dan sabun padat. Sama seperti minyak goreng, dalam bisnis sabun juga dikenal adanya sabun curah.

Berbeda dengan sabun kemasan pabrik, harga sabun curah lebih miring meski dengan kualitas yang sama. Itulah sebabnya, untuk kebutuhan dalam skala besar, seperti restoran dan perkantoran, banyak yang lebih memilih menggunakan sabun curah.

Tak heran, bisnis sabun ini cukup menggiurkan. Erry Fitriyana, pemilik dari Diva Sarana Chemical-Otoklin di Bandung, bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 300 juta per bulan dari bisnis ini. "Permintaan sabun curah makin ramai, karena produk ini dibutuhkan setiap hari," ujarnya.

Erry menjajakan berbagai macam jenis sabun curah dengan merk B-Klin dan Otoklin , mulai sabun cuci piring/dishwash liquid, handsoap, shampoo mobil,semir ban,  deterjen cair pakaian,pelembut pakaian softener, sabun pembersih lantai dan karbol dan produk pembersih lainnya. Ia menjual sabun curah ini langsung untuk pemakai, seperti rumah makan, laundry, jasa cuci mobil dan motor,perusahaan cleaning service bahkan industri tekstil yang memerlukan sabun dalam jumlah banyak, ada juga pesanan untuk mereka kemas kembali/repack dengan merk sendiri, ujar Erry.

Permintaan terbanyak produk Erry adalah sabun cuci piring/ dishwash, dalam satu bulan, ia mampu menjual sabun cuci piring sebanyak 10 ribu liter.

Erry melalui perusahaannya CV.Diva Sarana Chemical memasarkan produknya ke agen-agen di seluruh Indonesia

Hanya saja, Erry yang sudah bergelut di bisnis ini selama tujuh tahun mengatakan, tak mudah bermain pada bisnis sabun curah. Soalnya, sabun curah ini adalah bahan kimia dan semua orang pasti berhati-hati.

Tak heran, di awal usaha ini, Erry agak kesulitan memasarkan karena konsumen cenderung hati-hati sebelum memutuskan membeli. "Oleh karena itu, kami juga harus mendemonstrasikan dengan baik," kata Erry.

Selain itu, produsen baru sabun curah juga terus bermunculan. Akibatnya, tingkat persaingan bisnis ini juga kian tetat.

Pemain sabun curah lainnya adalah Lenny Silistijo. Lewat bendera usaha CV Damart Sejahtera, produsen sabun curah di Serpong, Tangerang Selatan, ini menawarkan 20 jenis sabun untuk berbagai keperluan, seperti bengkel, restoran, dan rumah tangga.

Dalam sehari, Lenny bisa memproduksi dua ton sabun cair. Lenny bilang, kualitas sabun curah buatannya tak kalah dengan merek terkenal. Bahkan, sering Lenny mendapat pesanan sabun untuk kebutuhan yang spesifik.

Selain itu, harga sabun curah juga lebih murah. "Kami bisa menekan harga karena tidak ada biaya marketing dan proses produksi yang lebih sederhana," ujar Lenny.

Ia menjual berbagai produk sabun curah ini melalui agen-agen di seluruh Indonesia. "Dalam sebulan, omzet saya bisa mencapai Rp 150 juta," ujar Lenny.

Lenny mengakui, usaha ini banyak pesaingnya. Maklum, industri skala rumah tangga pun bisa membuat sabun curah ini. Meski begitu, Lenny optimistis, bisnisnya bakal terus berkembang selama ia mampu menjaga mutu.

Ia menyadari, mayoritas konsumen masih suka mencoba berbagai merek sabun. "Terutama para konsumen kelas menengah ke atas lebih percaya pada merek daripada kualitas," ujar produsen sabun merek Toppas ini.

Editor: Roni Setiawan

Peluang Usaha Sabun Curah Murah Berkualitas

Sejarah Sabun 

Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi साबुन adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengansaponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, sepertiminyak zaitun.
Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916, ketika deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I - berkaitan kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengan sederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis bahan mentah. Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu, tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun.
Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai pada awal tahun 1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktu perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di deterjen.
Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci baju bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serba guna digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisi surfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan untuk bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen ini sangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengan tingkat kekotoran berat.
Pada tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi sabun. Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk mencuci baju, mencuci piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau berkombinasi dengan sabun) adalah juga penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan cair untuk pembersih pribadi.
Sejak prestasi di deterjen dan bahan kimia pembangun itu, aktivitas produk baru memiliki lanjutan utntuk fokus ke membangun produk pembersih praktis dan mudah untuk digunakan, juga menyelamatkan konsumen dan untuk lingkungan. Berikut ini ringkasan beberapa penemuan:
  • Pencuci piring otomatis bubuk
  • Sabun pencuci baju cair, pencuci piring tangan dan produk pembersih serba guna
  • Deterjen dengan pemutih oksigen
  • Pracuci kotoran dan penghilang noda
  • Bubuk pencuci baju dengan enzim
  • Prarendam dengan enzim
  • Deterjen untuk pencucian dengan air dingin
  • Pencuci piring otomatis cair
  • Pencuci baju konsentrat bubuk
  • Deterjen bubuk dan cair ultra (superkonsentrat)
  • Pelembut kain ultra
  • Pencuci piring otomatis gel
  • Produk pencuci baju dan pembersih refil
Seiring berkembangnya zaman, sabun sebagai produk perawatan diri memiliki berbagai variasi dan warna. Salah satunya adalah sabun transparan. Sabun ini memiliki sifat layaknya sabun mandi lainnya namun berwarna transparan. Prinsip dari pembuatan sabun transparan adalah pencampuran massa sabun dalam bahan etanol kemudian dipanaskan dengan pemanasan lembut dan ditambahkan bahan lain yang memiliki fungsi tertentu. Yang menentukan transparansi produk salah satunya adalah humektan yang bersifat higroskopis sehingga mempengaruhi transparansi produk. Agen pembentuk transparan lainnya adalah gliserin, sukrosa, dan beberapa bahan lain[1]

Pranala luar

Sejarah

  1. Suryani, A., Sri Windarwati dan Erliza Hambali. 2007. Pemanfaatan Gliserin Hasil Samping Produksi Biodiesel dari Berbagai Bahan Baku (Sawit, Jarak, Kelapa) untuk Sabun Transparan. repository.ipb.ac.id
gfasdasdasda asadsasdadasdasdas

Lain-lain